Minggu, 27 Maret 2022

Proses Produksi Tenun IKat

 Proses Produksi

 






-          Membuat sanggan ( Benang dasar )

1.      Nyepul

= proses menggulung benang ke dalam benda kecil berbentuk loncong yang disebut sepulan.

2.      Ngebum

= Proses lanjutan dari benang sepulan yang banyak digulung menjadi 1 gulungan yaitu disebut Bum.

3.      Nyucuk

= Proses memasukkan benang ke dalam sisir alat tenun.

4.      Sanggan sudah terpasang di alat tenun.

-          Pembuatan pakan ( Benang anyam )

1.      Nyepul

2.      Ngeteng

= Proses lanjutan dari benang sepulan ke benda yang berbentuk persegi empat ( ketengan )

3.      Nyorek

= Proses menggambar motif pada benang yang sudah ada di ketengan.

4.      Nali

= Nali berasal dari kata tali. Benang yang sudah diketeng dan di corek dengan motif kemudian di ikat dengan tali plastic ( rafia ).

5.      Menter

= Proses mewarnai benang.

6.      Batel

= Proses melepaskan ikatan tali yang membentuk motif kain.

7.      Bungkar

= Proses penggulungan benang yang sudah bermotif menjadi beberapa gulungan kecil.

8.      Malet

= Proses penggulungan benang bermotif ke dalam sebuah benda seperti bolpoin yang disebut paletan.

9.      Nenun

= Proses menganyam antara benang sanggan ( dasar ) dengan benang pakan, sehingga terbentuk sebuah kain tenun.

Karakteristik Tenun Ikat

 

Kharakteristik Kain Tenun Jepara

Salah satu keunikan Kain Tenun Troso adalah pada motifnya.

Selain indah, motif kain tenun ini tidak senantiasa bernuansakan tradisional, klasik atau etnik. Namun termasuk citarasa moderen bersama motif-motif kontemporernya. 

Ragam dan jenis motif Kain Tenun Troso meliputi: 

motif misris, krisna, motif ukir, motif rantai, motif antik, motif mawar, motif burung, motif bambu, motif naga, motif lilin, motif cempaka, motif dewi sri, motif kecubung, motif sby, motif obama dan lain-lain.



Cara Memilih Kain Tenun Ikat Asli Berkualitas

 

Cara Memilih Kain Tenun Ikat Asli Berkualitas

1. Warna Kain Tenun Ikat


Kain tenun ikat

Hal pertama yang wajib kamu perhatikan adalah warna. Pewarnaan pada kain tenun biasanya dilakukan dengan dua cara. Diwarnai dengan pewarna alami dan pewarna buatan. Pewarnaan dengan pewarna alami lebih berkualitas dibanding pewarna sintetis.

Pewarna alami menggunakan bahan-bahan seperti dari buah, daun, akar, batang tanaman. Sehingga warna kain tenun kualitas asli sedikit pucat karena menggunakan pewarna alami dan proses yang sangat panjang. Dan warna yang dihasilkan pada kain tenun dijamin bisa bertahan sangat lama dan tidak akan pudar.

 

2. Kerapatan Benang

Penentu kualitas kain tenun lainnya yaitu terletak pada kerapatan benang. Cara melihat kerapatan benang, bisa dengan melihat permukaan depan dan belakang kain biasanya memiliki warna dan bahan yang sama-sama timbul.

Cara lain melihat kerapatan benang bisa dengan cara melebarkan kain di bawah sinar matahari. Semakin rapat benang pada kain maka kualitas kain tenun semakin baik. Kerapatan benang juga akan berpengaruh pada usia katun tenun, agar kuat dipakai bertahun-tahun.

 

3. Harga Jual Kain Tenun

Seperti yang kita ketahui, biasanya harga suatu barang dapat mencerminkan kualitas dari barang tersebut. Ada harga ada barang, begitu bukan? Lalu kenapa bisa mahal? Karena pembuatan sehelai kain itu membutuhkan waktu 3-12 minggu tergantung kerumitan pola motif yang dibuat.

Meski harganya lebih mahal dibanding jenis kain lainnya, namun hal tersebut sebanding dengan kualitas yang ditawarkan. Kain tenun ikat lebih kuat, lebih awet dipakai bertahun-tahun, dan lebih eksklusif.

 

4. Toko yang Terpercaya

Kamu bisa membeli kain tenun ikat asli di toko atau website online terpercaya. Untuk toko online, kamu bisa lihat review dan juga testimoni dari pembeli sebelumnya melalui sosial media atau juga marketplace toko tersebut.


Cara Merawat Kain Tenun





CARA MERAWAT KAIN TENUN

Tenun ternyata memiliki perawatan yang cukup mudah.

Disarankan juga untuk menggunakan deterjen yang lembut. Kalau perlu gunakanlah sabun lerak atau sabun khusus batik.

Saat mencuci, kamu tidak perlu merendamnya semalaman atau terlalu lama, kamu hanya perlu menguceknya saja dengan halus.

Namun pada pembelian pertama ada baiknya dicuci secara terpisah, hal ini dilakukan agar warna tidak luntur dan mengenai pakaian lainnya.

Selanjutnya, pada tahap pengeringan tidak disarankan menjemurnya di bawah sinar matahari langsung.

Sinar matahari langsung berpotensi untuk merusak warna dari kain.

Setelah kering, kamu dapat menyetrikanya agar rapi, setrikalah hanya pada bagian dalam kain saja agar warna tidak rusak.

Apabila terdapat noda pada kain, disarankan untuk mewarnai ulang kain dengan warna yang senada pada bagian yang bernoda.

Berbagai macam kain tenun di Indonesia


 

  • Tenun Lurik
Berasal dari Jawa Tengah, Solo dan Yogyakarta. Dahulu tenun lurik dibuat menggunakan non-mesin.
Karena Lurik sangat populer, kini produksinya sudah menggunakan mesin.
Lurik memiliki motif garis-garis dengan warna yang solid.
  • Tenun ulos
Ulos berasal dari Sumatera Utara. Hingga kini Ulos juga digunakan untuk berbagai momen formal.
Ulos digunakan sebagai selendang atau sarung pada adat Batak.
Memiliki karakteristik warna yang hitam, cokelat, merah. Terkadang dengan aksen emas dan perak.
  • Tenun Sumba
Tenun Sumba dapat memakan waktu yang sangat lama untuk memproduksinya.
Rentang waktu yang dibutuhkan untuk membuat tenun Sumba dapat memakan waktu mulai dari 4 bulan hingga menahun.
Tenun Sumba juga memiliki keberagaman motif dan makna, umumnya terinpirasi dari hewan.
  • Tenun Toraja
Tenun Toraja memiliki motif yang mencerminkan keindahan Toraja.
Tenun Toraja juga digunakan untuk menunjukkan status sosial dan umumnya digunakan untuk upacara formal.
  • Tenun Ikat Troso
Berasal dari Jepara, tepatnya dari desa Troso.
Tenun Troso memiliki banyak motif, dari motif yang sangat etnis dan tradisional hingga terlihat lebih modern dan kontemporer.

Analisis SWOT TENUN

 ANALISIS SWOT TENUN


  Analisis Usaha ( SWOT )







-          STRENGHT ( kekuatan )

a.       Kualitas produk yang tinggi.

b.      Keunggulan design produk yang berbeda.

c.       Memiliki pelanggan tetap.

d.      Memiliki tenaga kerja ahli.

e.      Permintaan pesanan motif yang mengalir.

f.        Produk tersebut bisa dijual ke tempat lain/souvenir.

-          WEAKNESS ( Kelemahan )

a.       Banyaknya pesaing yang beroperasi di daerah lain yang sudah terkenal.

b.      Cukup sulit mendapatkan karyawan.

c.       Jika tidak kreatif mencari motif baru maka akan mengalami kerugian.

d.      Memerlukan jumlah modal yang sangat besar.

e.      Banyaknya perusahaan pertekstilan modern keterbatasan promosi.

-          OPORTUNITIES ( Peluang )

a.       Loyalitas pelanggan terhadap produk kemajuan teknologi hubungan baik dengan pelanggan masyarakat terlibat dalam proses produksi.

b.      Memberikan keuntungan yang maksimal.

c.       Permintaan pasar yang meningkat pada perayaan hari – hari tertentu.

-          THREATS ( Ancaman )

a.       Lingkungan pesaing yang ketat.

b.      Turunnya daya beli masyarakat.

c.       Kelangkaan bahan baku yang mudah ditiru.

d.      Persaingan dalam pemasaran yang sangat ketat.

e.      Mahalnya biaya iklan yang dibutuhkan untuk memasarkan produk agar. menjadi lebih terkenal di kalangan masyarakat.


Senin, 14 Maret 2022

Sejarah Tenun Ikat






Tenun ikat atau kain tenun merupakan kriya tenun berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan dan lungsi yang sebelumnya diikat dan dicelupkan ke dalam pewarna.
Tenun ikat Troso sudah dimiliki oleh warga Desa Troso sejak tahun 1935 bermula dari alat tenun gedog warisan turun-temurun kemudian sekitar tahun 1943 mulai berkembang menjadi alat tenun pancal dan kemudian pada tahun 1946 beralih menjadi Alat Tenun Bukan Mesin (ATMB) hingga saat ini. 

pada masa awalnya kain tenun ini dibuat khusus sebagai pelengkap pakaian raja. Sejak saat itulah keterampilan membuat kain tenun troso dimiliki oleh warga Desa Troso dan diwariskan secara turun temurun.

Pada saat tahun 60-an terjadi sebuah perkembangan signifikan pada industri tenun di daerah ini. Dimana saat itu para perajin tenun secara besar-besaran mulai beralih menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) menggantikan alat tenun tradisional. Produksi kain tenun lurik, mori dan sarung ikat mengalami perkembangan pesat secara jumlah maupun kualitas. Saat itu adalah masa keemasan dan kejayaan Kain Tenun Troso. Namun pada akhir tahun 70-an industri tenun Troso mulai mengalami kelesuan ekonomi. Banyak perusahaan tenun mengalami gulung tikar. Peristiwa ini diakibatkan karena mulai berdirinya perusahaan tenun besar di Indonesia yang menggunakan Alat Tenun Mesin (ATM). Pengrajin tradisional tak mampu bersaing dalam hal harga sehingga industri tenun tradisional tidak berkembang dan bahkan banyak mengalami kebangkrutan.

Pada awal tahun 80-an, industri Tenun Troso sempat mengalami kebangkitan. Unit-unit usaha di pedesaan sempat tumbuh kembali. Produksi tenun tradisional Troso muncul kembali di pasaran. Namun hal ini tidak berlangsung lama. Periode sulit mulai menghampiri lagi industri tenun ini sekitar tahun 1985-1988. Kondisi pasar lesu dan banyak pengusaha tenun mengalami kebangkrutan kembali.

Sampai akhirnya Gubernur Jawa Tengah yang menjabat pada waktu itu turun tangan demi menghadapi masalah ini. Lewat Surat Keputusan Gubernur No: 025/219/1988, yang isinya adalah mewajibkan seluruh pegawai pemerintah dan jajarannya di lingkungan propinsi Jawa Tengah untuk memakai produk tenun setiap hari Jumat. Upaya ini terbukti berhasil mendongkrak konsumsi masyarakat dan produksi tenun di Jawa Tengah, terutama di Troso sebagai pusat produksi kain tenun di Jawa Tengah. Para pengusaha tenun pun kembali bergairah mengembangkan usahanya

Pasar utama tenun ikat Troso saat ini adalah Pulau Bali yang hampir 80 persen hasil kerajinan dipasarkan di pulau itu dan sisanya ke beberapa kota seperti Yogyakarta, Jakarta, Solo dan Pekalongan. 

Landing page

 https://sites.google.com/view/tenunikat/halaman-muka